Kerajaan Kadiri, yang juga dikenal sebagai Kerajaan Kediri, adalah salah satu kerajaan besar yang berkuasa di Jawa Timur pada abad ke-11 hingga abad ke-13. Kerajaan ini muncul setelah pembagian Kerajaan Kahuripan dan menjadi salah satu pusat kekuasaan yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam bidang budaya, politik, dan ekonomi.
Kerajaan Kadiri didirikan setelah kematian Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan sekitar tahun 1049 M. Setelah kematian Airlangga, kerajaan Kahuripan terbelah menjadi dua bagian: Jenggala dan Kadiri. Kadiri menjadi salah satu kerajaan yang kuat di wilayah tersebut dan dipimpin oleh para raja dari dinasti Isyana yang melanjutkan warisan budaya dan pemerintahan Airlangga.
Kerajaan Kadiri memiliki beberapa raja yang terkenal, yang masing-masing memberikan kontribusi terhadap kemajuan kerajaan:
Kameswara (1049-1077 M): Kameswara adalah salah satu raja pertama Kerajaan Kadiri. Di masa pemerintahannya, Kameswara berhasil memperkuat kekuasaan Kadiri dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya.
Jayabhaya (1118-1135 M): Jayabhaya adalah salah satu raja paling terkenal dari Kerajaan Kadiri. Ia dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan mampu membawa kemakmuran bagi kerajaan. Di masa pemerintahannya, Kadiri mencapai puncak kejayaannya, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan. Jayabhaya juga dikenal sebagai sosok yang menciptakan karya sastra, termasuk puisi yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada saat itu.
Jaya Anoraga (1135-1170 M): Menggantikan Jayabhaya, Jaya Anoraga melanjutkan kebijakan pemerintahan yang adil dan meningkatkan pembangunan infrastruktur. Ia juga berupaya untuk memperkuat pertahanan kerajaan.
Kerajaan Kadiri dikenal karena kontribusinya dalam pengembangan budaya dan seni di Jawa. Beberapa aspek penting dari kebudayaan Kadiri meliputi:
Sastra: Kerajaan Kadiri menghasilkan banyak karya sastra yang berpengaruh. Karya-karya sastra ini seringkali mengandung nilai-nilai moral dan spiritual yang penting bagi masyarakat. Salah satu karya terkenal dari masa ini adalah "Kidung Harsawijaya", yang menggambarkan kehidupan masyarakat dan pandangan dunia mereka.
Arsitektur dan Seni Rupa: Kerajaan Kadiri meninggalkan peninggalan arsitektur yang menunjukkan kemajuan teknik bangunan pada masa itu. Candi-candi yang dibangun, seperti Candi Sumberjati dan Candi Sumberawan, menjadi contoh arsitektur Hindu yang megah.
Relief dan Patung: Peninggalan seni rupa dalam bentuk relief dan patung yang ditemukan di candi-candi menunjukkan pengaruh budaya Hindu dan Buddha yang saling berdampingan. Seni rupa ini mencerminkan nilai-nilai spiritual dan estetik masyarakat Kadiri.
Ekonomi Kerajaan Kadiri didasarkan pada pertanian, perdagangan, dan kerajinan. Wilayah Kadiri yang subur mendukung pertanian yang melimpah, dan hasil pertanian menjadi komoditas penting dalam perdagangan. Selain itu, Kadiri juga terlibat dalam perdagangan internasional, berhubungan dengan berbagai kerajaan di Asia Tenggara, bahkan hingga India.
Kehancuran Kerajaan Kadiri dimulai pada akhir abad ke-13, ketika munculnya Kerajaan Singhasari yang kuat. Setelah beberapa pertempuran dan ketegangan, Kadiri akhirnya ditaklukkan oleh Singhasari pada tahun 1222 di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara. Penaklukan ini menandai akhir dari kekuasaan Kadiri sebagai kerajaan mandiri.
Meskipun Kerajaan Kadiri telah runtuh, warisan budaya dan sejarahnya tetap hidup. Banyak peninggalan arkeologis yang ditemukan hingga saat ini, termasuk prasasti, candi, dan karya seni yang mencerminkan kemajuan peradaban pada masa itu. Selain itu, pengaruh Kadiri dalam sastra dan seni masih terasa dalam budaya Jawa modern.
Kerajaan Kadiri adalah salah satu kerajaan penting dalam sejarah Jawa Timur yang mencapai kejayaannya di bawah pemerintahan raja-raja yang bijaksana, terutama Jayabhaya. Dengan warisan budaya yang kaya, Kadiri memainkan peranan penting dalam perkembangan seni, sastra, dan ekonomi di Jawa. Meskipun tidak bertahan lama, pengaruh dan kontribusi Kadiri masih dapat dirasakan dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia hingga saat ini.